Pemandangan Danau Tiberias

Pemandangan Danau Tiberias
@ Hotel Tiberias

Rabu, 08 Desember 2010

Tinggal Dalam Kristus

TINGGAL DALAM KRISTUS
"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu”.(Yoh 15:9)
Pengajaran
Pembahasan Firman Tuhan : Yohanes 15 : 1 – 11 (dibaca terlebih dahulu)

A.Untuk Direnungkan
Dalam situasi yang seperti saat ini yang semakin sulit,Tuhan memberikan sebuah pengharapan dan juga sebuah syarat bagi kita anak2Nya untuk tetap survive dalam situasi ini.Utk bisa survive & menang dalam situasi seperti saat ini adalah dengan kehidupan yang tinggal dalam Kristus dan bergantung kepada Bapa. Pada minggu ini pembahasan kita adalah mengenai kehidupan kita yang tidak boleh terlepas dari Tuhan (alias bergantung sepenuhnya pada Tuhan). a) Allah mengupayakan adanya persekutuan dengan kita. Setelah mengerti bahwa Allah adalah Pribadi yang secara aktif mengupayakan terjalinnya relasi dengan kita, minggu ini kita akan belajar mengenai respon yang tepat dalam menyikapi inisiatif Bapa tersebut, yaitu melalui sikap bergantung penuh pada Allah.
3 Hal yang bisa direnungkan:
1)Tinggal dalam Kristus sebagai pokok Anggur
2)Ada apa dengan pohon anggur ?

B. Pokok Anggur Yang Benar
Ilustrasi mengenai Tuhan Yesus sebagai pokok anggur, dan kita adalah carang – carangnya (carang = cabang halus; a tender and flexible branch), berbicara mengenai ketergantungan hidup kita pada Tuhan. Suatu carang, tidak akan bisa hidup lama bila terlepas dari pohonnya. Tanpa makanan dan sumber kehidupan yang disuplai oleh pokok anggur, carang yang halus dan kecil, tentu akan segera mati. Tuhan Yesus adalah tempat kita melekat dan bergantung, tempat kita memperoleh suplai kehidupan.
Tuhan Yesus berkata dalam Yohanes 15 : 1 "Akulah pokok anggur yang benar…”. Perhatikan bahwa Tuhan Yesus tidak hanya mengatakan “Akulah pokok anggur”, tetapi Tuhan Yesus mengatakan “…pokok anggur yang benar…”. Kata “benar” di sini dalam bahasa aslinya adalah “alethinos”, dan beberapa definisinya adalah:
1. Sesuatu yang tidak sekedar nama dan keserupaan, tetapi memang dalam seluruh aspeknya memiliki natur / kodrat yang sesuai dengan nama tersebut
a. kebalikan dari : khayalan, imajinasi, simulasi, atau kepura-puraan
b. sebagai kontras antara realitas yang sesungguhnya dengan yang hanya sekedar mirip / serupa
c. lawan kata dari sesuatu yang tidak sempurna (ada cacat), rapuh, ketidakpastian
2. Tulus hati, murni
Mengapa Tuhan Yesus memberikan kata “benar”?. Setidaknya terdapat dua alasan (yang berkaitan dengan definisi dari kata ”benar” sebagaimana tersebut sebelumnya), yaitu:
1. Ada ”pokok anggur lain” yang tidak benar (serupa, mirip, tetapi sesungguhnya palsu atau menipu). Dan banyak orang yang tertipu, sehingga Tuhan Yesus perlu memberikan penekanan bahwa hanya Dialah ”pokok anggur” yang sejati.
2. Tuhan Yesus menyatakan bahwa kita boleh percaya pada Dia sepenuhnya, karena Dia bukan penipu yang hanya mencari kepentinganNya sendiri. Tuhan Yesus mengundang kita dengan segenap ketulusan / kemurahan hatiNya, untuk kita mau bergantung penuh padaNya.

C. Pokok Anggur Yang Palsu
Setelah mengetahui bahwa Tuhan Yesus adalah pokok anggur yang benar, kita tentu memahami bahwa ada pokok anggur yang palsu, yang tidak benar. Sesuatu di mana kita berpikir bahwa di sanalah sumber kehidupan kita. Sesuatu yang kita pikir bahwa kita tidak bisa berbahagia tanpanya. Sesuatu yang kita pegang erat – erat, atau kita cari dengan segenap upaya. Sesuatu yang menjadi obsesi dan ambisi kita.
Dunia ini banyak menawarkan pokok anggur yang palsu. Dan banyak orang di dunia ini yang tertipu dengannya. Pekerjaan, harta benda, kekasih, kedudukan di perusahaan, popularitas, penampilan fisik, prestasi sekolah, dan lain sebagainya. Hal – hal tersebut memang tidak serta merta salah, bahkan baik (misalnya prestasi kerja, prestasi sekolah tentu baik), tetapi ketika kita menjadikannya sebagai pokok anggur kita, sumber kehidupan dan kebahagiaan kita, maka kita sedang melekatkan diri pada hal yang salah. Bayangkan saja seperti sebuah carang anggur yang diselotipkan pada tiang listrik atau pohon Natal plastik. Ya, mungkin sebuah tiang listrik terlihat lebih bersinar, lebih kuat, lebih tinggi daripada sebuah pohon anggur. Sebuah pohon Natal plastik terlihat lebih hijau, lebih berkelap-kelip daripada pohon anggur. Tetapi beda yang mendasar adalah : tidak ada suplai makanan bagi si carang, tidak ada kehidupan.
Apa akibatnya jika kita melepaskan diri dari pokok anggur yang benar? ”….sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yoh 15 : 5). Atau di dalam bahasa Inggris, “…without me ye can do nothing”. Kata ”nothing” di sini berarti : tidak seorang pun, tidak sesuatu pun, tidak sah, sedikitpun tidak, tidak ada substansinya.
D. ”Tinggal”
Sebaliknya, bagi kita yang tinggal di dalam Krsitus, kita akan berbuah. Dan selain itu, kita akan bersukacita. Kata ”tinggal” dalam bahasa Yunaninya ”meno” mengandung makna :
1. Dalam konteks tempat:
• tidak meninggalkan
• hadir
• bertahan
2. Dalam konteks waktu
• terus menerus, kekal, awet
3. Dalam konteks kondisi atau keadaan
• untuk menjadi tetap, tidak berubah menjadi yang lain
Jadi ”tinggal” di dalam Kristus berarti kita tidak meninggalkan Dia, hadir di hadapanNya, dan bertahan di sisiNya. Hal ini untuk waktu yang terus menerus (continue), tidak sesekali, atau terputus-putus. Dan kita tetap harus mempertahankan kondisi tersebut sampai selamanya.
E. Sukacita Penuh
Sesungguhnya, motivasi utama dari undangan Tuhan Yesus ini tidak lain hanyalah untuk kepentingan kita sendiri semata – mata ! Yohanes 1 : 11 berkata, ”Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh”. Kata ”penuh” menggunakan kata Yunani ”pleroo”, artinya dalam bahasa Indonesia : digenapi, ditimbun, nyata, berkelimpahan, dikuasai, menjadi sempurna, selesai, memenuhi sepenuh-penuhnya.
Jadi, di dalam Kristus, kita akan digenapi, ditimbun, dikuasai, dilimpahi, dipenuhi sepenuh – penuhnya, dengan sukacita yang nyata dan sempurna! Ini adalah janji Tuhan bagi kita yang bergantung penuh padaNya!